Mengawali kunjungan kerja di Sochi, Federasi Rusia, Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan empat mata dengan Presiden Vladimir Putin serta memimpin pertemuan bilateral Indonesia-Rusia pada hari Rabu, 18 Mei 2016. Rangkaian acara pertemuan ini dilaksanakan di Bucherov Rucey, rumah kediaman Presiden Putin di Sochi, Rusia.
Pembicaraan Empat Mata
Dalam pertemuan empat mata, Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi atas pandangan Presiden Putin yang sangat konstruktif terhadap kelapa sawit. “Saya berharap kebijakan Yang Mulia dapat diteruskan, sehingga ekspor sawit Indonesia dapat berkelanjutan”, ucap Presiden. Sebab, menurut Presiden, ekspor sawit Indonesia ke Rusia, yang merupakan ekspor sawit terbesar dengan nilai mencapai lebih dari USD 480 juta pada tahun 2015, telah mendatangkan manfaat bagi kedua negara.
Pada kesempatan ini, Presiden Jokowi menyampaikan maksud Indonesia untuk membeli properti di Moskow yang akan digunakan sebagai Gedung Kedutaan Besar Indonesia dan Wisma Duta Besar di Moskow. Presiden berharap agar rencana ini difasilitasi oleh Pemerintah Rusia.
Kerja Sama Ekonomi, Pertahanan dan Keamanan
Sementara itu, dalam pertemuan bilateral, Presiden Jokowi menekankan pada dua bidang kerja sama, yakni kerja sama di bidang ekonomi serta pertahanan dan keamanan.
Presiden Jokowi mengatakan, “Indonesia dan Rusia adalah anggota G20 sehingga kedua negara berkepentingan untuk berkontribusi dalam pemulihan perekonomian global”. Presiden Jokowi mencatat terjadinya penurunan total nilai perdagangan bilateral, dari USD 2,64 miliar di tahun 2014, menjadi USD 1,98 miliar pada tahun 2015, atau turun sekitar 25%.
Oleh karena itu, Presiden menyampaikan bahwa perlu didorong peningkatan perdagangan bilateral yang berimbang dan saling menguntungkan. Adapun upaya-upaya yang harus dilakukan adalah menghilangkan hambatan tarif dan non-tarif, termasuk untuk minyak kelapa sawit, ikan, dan produk pertanian. Disamping itu perlu juga dibuka akses pasar yang lebih besar serta meningkatkan kontak dan perdagangan langsung antar pelaku usaha.
Di bidang investasi, “Saya juga mencatat penurunan nilai investasi Rusia di Indonesia”, ucap Presiden.
Masih di bidang investasi, Presiden berharap, selain pembangunan jalur kereta api di Kalimantan Timur, investasi Rusia dapat diarahkan ke bidang lain seperti pembangunan alumunium smelter di Kalimantan Barat, energi, dan infrastruktur.
Mengenai kerja sama maritim, Presiden mengatakan, “Saya menyambut baik ketertarikan Rusia untuk kerja sama maritim”. Kerjasama tersebut, dapat dilakukan antara lain dengan pengembangan sumber daya dan infrastruktur kelautan dan perikanan, pembangunan dan pelabuhan.
Di bidang pariwisata, kedua presiden sepakat untuk meningkatkan kerjasama dibidang pariwisata.
Sementara itu di bidang pertahanan, Presiden Jokowi menekankan bahwa kerja sama hendaknya tidak hanya pengadaan alutsista, namun juga mencakup alih teknologi, produksi bersama, pendidikan, pelatihan, dan pertukaran perwira siswa. Kerja sama juga diharapkan dilakukan juga di bidang pembentukan pusat layanan pemeliharaan dan perbaikan alutsista di Indonesia
Kedua presiden juga sepakat meningkatkan pertukaran data intelijen dalam rangka pemberantasan terorisme.
Menutup pertemuan, Presiden Joko Widodo mengundang Presiden Vladimir Putin untuk berkunjung ke Indonesia
18 Mei 2016
Tim Komunikasi Presiden
Ari Dwipayana