Jakarta – Menyambut Hari Pahlawan 10 November 2016, seluruh Warga Negara Indonesia diajak untuk meningkatkan semangat kepahlawanan, yakni semangat rela berjuang, dengan mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Dalam Amanat Presiden pada 17 Agustus 1956, Bung Karno menjelaskan, bahwa Indonesia telah melewati dua dari tiga fase tantangan berbangsa. Dua fase yang telah berhasil dilalui adalah taraf Physical Revolution, dan taraf Survival, sedangkan satu fase lagi yang belum dilewati adalah taraf Investmen.
“Taraf Investmen, yaitu taraf menanamkan modal-modal dalam arti yang seluas-luasnya, baik investment of human skill, material investmen, dan mental investmen,” ucap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Y. Ambeg Paramartha membacakan Amanat Menteri Sosial RI pada Upacara Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2016, di Lapangan Upacara Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Jakarta, Senin (10/11/2016).
Dalam pandangan Bung Karno, investasi keterampilan dan material amat penting, akan tetapi, yang lebih penting lagi adalah investasi mental. “Tanpa kekayaan mental, upaya-upaya pemupukan keterampilan dan material hanya akan melanggengkan perbudakan,” kata Ambeg.
Menurut Bung Karno, lanjut Kabalitbang Hukum dan HAM, Bangsa Indonesia masih memiliki kelemahan. Kita kurang percaya kepada diri sendiri sebagai bangsa, kurang percaya-mempercayai satu sama lain, dan kurang gigih.”Dan itu semua karena makin menipisnya ‘rasa harkat nasional’, rasa bangga dan rasa hormat terhadap kemampuan dan kepribadian bangsa dan rakyat sendiri,” kata Ambeg.
Untuk meningkatkan investasi mental, Pemerintah Jokowi dan Jusuf Kalla gencar menyuarakan gerakan ‘Revolusi Mental’. Gerakan Revolusi Mental mendorong perombakan cara berfikir, cara kerja, cara hidup yang merintangi kemajuan; dan peningkatan dan pembangunan cara berfikir, cara kerja, dan cara hidup yang baik.
“Tantangan dan persoalan yang kita hadapi saat ini memang berat. Akan tetapi, kita tidak boleh putus pengharapan. Para Pahlawan Kusuma Bansa mengajarkan pada kita arti penting perjuangan, ketabahan, dan harapan,” tandas Ambeg.
Melalui momentum peringatan Hari Pahlawan, kita dapat meneladani nilai-nilai luhur perjuangan para pahlawan yang diwariskan kepada kita semua, sperti taqwa kepada Tuhan YME, pantang menyerah, jujur dan adil, serta kerja keras untuk membangun Indonesia yang sejahtera.
“Sejalan dengan Tema Hari Pahlawan 2016 ‘Satukan Langkah Untuk Negeri’, mari satukan tekad dan ketulusan untuk bersama-sama saling bahu-membahu , dengan dilandasi makna dan nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong mengatasi berbagai permasalahan yang melanda,” ujar Ambeg.
Sebelum mengakhiri Amanat Menteri Sosial, Kabalitbang Hukum dan HAM mengucapkan Selamat Hari Pahlawan Tahun 2016, dan berharap semangat para pahlawan dapat dijadikan suri tauladan bagi Warga Negara Indonesia. “Semoga semangat kepahlawanan dapat membangkitkan semangat kebangsaan, menumbuhkembangkan nilai-nilai kepahlawanan, serta meningkatkan kecintaan kepada tanah air kita dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutur Ambeg. (Zaka. Ed: TMM. Foto: Zeqi)