Jakarta, Monas Gambir - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Menkumham), Yasonna H.Laoly buka acara Festival Keimigrasian yang pertama diadakan oleh Ditjen Imigrasi Kemenkumham pada tahun 2018 ini, minggu 21/1/18. Festival diselenggarakan sebagai simbol untuk meningkatkan pelayanan keimigrasian yang lebih baik, hal itu ditandai dengan kegiatan pelayanan pembuatan paspor elektronik sehari jadi, seni budaya, fun walk juga expo negara sahabat.
"Kegiatan edukasi dan pelayanan keimigrasian yang diberikan kepada masyarakat, meliputi pelayanan paspor, seni budaya, fun walk, expo negara sahabat, di mana pelayanan paspor untuk hari ini dengan kuota 1.600," kata Ronny F Sompie, Dirjen Imigrasi dalam laporannya di panggung Festival Imigrasi.
Kegiatan festival selain dilakukan seremoni pembukaan yang meriah dengan penekanan tombol oleh Menteri Hukum dan HAM juga dilakukan pelepasan balon dan parade drum band taruna politeknik imigrasi. Pada hari senin 22 /1/18 masih dalam rangka rangkaian semarak hari bhakti imigrasi 2018 dilakukan kegiatan donor darah oleh Direktorat Jenderal Imigrasi , serta pada Rabu 24 Januari 2018 dilakukan tabur bunga di makam pahlawan di 34 propinsi.
Festival yang bertempat di pintu barat daya Monas itu difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan memberikan izin menggunakan sarana dan fasilitas di Monas serta disponsori antara lain oleh Bank Negara Indonesia, Organisasi Internasional IOM dan UNHCR.
Ditjen imigrasi merupakan salah satu unit eselon I di Kementerian Hukum dan HAM yang memiliki fungsi pelayanan sekaligus pengawasan. Fungsi pelayanan di bidang keimigrasian meliputi pelayanan kepada Warga negara Indonesia dan Warga Negara Asing.
“Yang unik dari fungsi pelayanan keimigrasian adalah dibalik layanan publik yang diberikan, terdapat tanggung jawab pagi petugas imigrasi untuk melakukan pengawasan baik kepada Warga Negara Indonesia maupun Warga Negara Asing. Pengawasan ini tidak semata mata dibidang administratif, namun juga terdapat fungsi pengawasan dalam rangka penegakan hukum dan upaya pencegahan.” Tutur yasonna.
“Saat ini upaya pencegahan yang sedang menjadi perhatian adalah pencegahan TKI Non Prosedural dan pencegahan people smuggling dan human trafficking. Fungsi pengawasan inilah yang kerap kali menimbulkan stigma dari masyarakat bahwa birokrasi imigrasi dianggap panjang, rumit, membutuhkan waktu yang lama padahal sejatinya, tahapan dan proses yang harus dilalui adalah bagian dari upaya pencegahan dan perlindungan bagi Warga Negara Indonesia dan bentuk penegakan kedaulatan negara”, tambah Yasonna.
Namun demikian, Direktorat Jenderal Imigrasi tidak menutup mata pada tuntutan publik dan perkembangan sosiologis masyarakat. Dengan memanfaatkan teknologi Informasi, peningkatan kualitas pelayanan publik terus dibangun serta fungsi negara untuk melakukan perlindungan kepada warga negaranya dapat dilakukan dengan cara yang lebih mudah, efisien, efektif dengan penyederhanaan birokrasi dan pemanfaatan Teknologi Informasi. Pelayanan publik di bidang keimigrasian yang paling banyak menjadi perhatian publik dan menjadi primadona adalah Paspor. Dari tahun ke tahun, volume permohonan paspor meningkat secara signifikan.
Permohonan paspor yang luar biasa secara jumlah menjadi tantangan bagi Direktorat Jenderal Imigrasi untuk terus melakukan inovasi dan terobosan, baik untuk memberikan kemudahan terkait layanan paspor. Oleh karena itu dengan melihat waktu yang tepat kali ini dilakukan layanan paspor sehari pada Festival Keimigrasian tersebut.
Untuk gelar tabur bunga di Jakarta tabur bunga dilakukan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, sedangkan di Bandung dilakukan tabur bunga bertempat di Taman Makam Pahlawan Jl. Cikutra Kota Bandung yang dipimpin langsung oleh Kepal Divisi Keimigrasi, M.H. Henri. Dan dihadiri oleh jajaran imigrasi terdekat. (Teguh, Foto: Zeki, komeng)