Palangka Raya – Hari mulai menuju petang. Barisan pengamanan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIa Palangka Raya masih terdiam dalam posisinya. Masih sama seperti beberapa saat yang lalu, ketika banyak orang hilir mudik di pertengahan hari. Hingga tak lama kemudian, terdengar raungan sirine dari mobil patroli kepolisian. Saat itulah nampak rombongan yang dipimpin Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna H. Laoly tiba di Lapas.
Kedatangan Menkumham yang didampingi Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang disambut oleh Kepala Lapas Ridar Setyanto dengan upacara adat setempat. Upacara penyambutan tamu kehormatan yang disebut dengan Potong Pantan tersebut menceritakan, bagaimana sang tamu kehormatan akan diminta memotong batang bambu hijau yang dipasang melintang di pintu masuk dengan mengunakan sebilah pedang Mandau. Alunan musik tradisional dan nyanyian yang berbahasa Sangian pun turut mengiringi jalannya upacara.
Usai menjalani prosesi penyambutan, Menkumham beserta rombongan meninjau kondisi Lapas. Selain melihat kondisi para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Menkumham juga mengunjungi Balai Latihan Kerja (BLK) yang dimiliki oleh Lapas. Di sana, Yasonna melihat pengolahan jamur yang dibudidayakan oleh para WBP. Jamur-jamur tersebut, selain diolah menjadi makanan ringan untuk dikonsumsi sendiri, juga dijual kepada masyarakat yang tinggal di sekitar Lapas.
"Kita mempunyai 160.000 narapidana di Lapas–lapas seluruh Indonesia. Kalau setengahnya saja dapat kita manfaatkan, bisa menjadi potensi kekuatan ekonomi yang cukup besar," ujar Yasonna, Jumat (6/3/2015). Selanjutnya, Menkumham juga menyempatkan diri untuk meninjau beberapa tanaman lain yang ditanam di halaman belakang Lapas, diantaranya bawang merah, sawi hijau, terong, dan cabai rawit. Selain pembudidayaan tanaman holtikultura, juga terdapat kerajinan pengolahan batu akik, kerajinan ukir, serta peternakan ikan lele yang berada di samping Lapas.
Pemanfaatan BLK yang dimiliki Lapas, tidak hanya untuk meningkatkan perekonomian daerah setempat, namun juga memberikan bekal yang positif bagi para WBP. Sehingga, setelah kembali ke masyarakat, para WBP tersebut dapat mandiri dan memiliki jiwa kewirausahaan. (Teks: Zeqi. Dok: Zeqi/ Asep. Ed: Tedy)