Cilacap - Lepas dari Lapas SMS Pasir Putih, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Lapas Narkotika. Disana Kalapas Narkotika Frans Elias Nico sedang menggelar hasil razia selama kurun tahun 2014. Tampak puluhan hasil barang sitaan seperti handphone, senjata tajam, bahkan gergaji besi ada dalam kumpulan barang yang akan dimusnahkan tersebut. Kalapas mengungkapkan sudah sering pihaknya melakukan razia, baik sendiri maupun gabungan dengan Polres ataupun Polda setempat. "Satu bulan bisa 2 s.d. 3 kali razia," katanya.
Menkumham yang didampingi Jaksa Agung H.M. Prasetyo berpesan untuk segera menggiatkan kembali patroli keliling Lapas. "Harus dijaga benar, jangan sampai ada kejadian lagi ke depannya. Harus ada penggeledahan reguler. Patroli-patroli saya kira sudah mulai harus kita lakukan kembali," perintah Menkumham.
Di lain kesempatan, Lapas Narkotika di dalam melakukan pembinaan dan pendidikan kepada warga binaan telah menunjukkan hasil yang positif. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan adalah kerajinan membatik tradisional yang pernah mewakili Kabupaten Cilacap di dalam keikutsertaan Pameran Inacraft tahun 2012, kesenian kerajinan tangan, serta pembuatan batu hias.
Kunjungan kerja pun dilanjutkan menuju Proyek Percontohan Kebun Buah Naga "Sabinuka" Nusakambangan. Di dalam kebun yang memiliki luas 1 hektar tersebut, terdapat dua jenis buah naga, yaitu buah naga merah (hylocereus polyrhizus) dan buah naga putih (hylocereus undatus) yang masing-masing sebanyak 2.200 pohon. Disana,Menkumham menyempatkan diri untuk belajar teknik cara memetik buah naga yang sudah matang.
Hari beranjak siang ketika seluruh rombongan melabuhkan jejaknya di Lapas Batu. Usai beristirahat sejenak dan makan siang bersama, perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalan menuju Lapas Terbuka. Kepada Menkumham, Kalapas Terbuka Edy Wahyu Nugroho menjelaskan konsep-konsep dan jenis kegiatan yang dilakukan para warga binaan di Lapas tanpa pagar tersebut. Disini terdapat sawah yang dalam setahun bisa mencapai 3 kali panen, pisang kepok, kebun cabai, serta rumput gajah untuk proyek peternakan sapi.
Menkumham mengungkapkan bahwa, tidak mudah untuk mengelola dan melakukan pembinaan terhadap warga binaan yang mendekam di pulau ini. Terlebih, persoalan biaya yang besar. "Ngga gampang, masih memerlukan biaya dan dana yang besar," ujar Menkumham. "Sekarang kita mencari bentuk usahanya, bagaimana formatnya. Yang pasti dia bisa menjadi pemasukan kepada negara, tetapi pada saat yang sama orang yang bekerja memperoleh manfaat. Sedang kita cari formatnya, sedang kita pelajari harus konsultasi dengan Menteri Keuangan," tambah Menkumham.
Program pembinaan dan pendidikan untuk warga binaan, ujar Menkumham, memang harus ditingkatkan, tentunya tidak hanya di Nusakambangan. "Di Lapas-lapas lainnya juga ini kita kejar. Program BLK (Balai Latihan Kerja). Ini barangkali PR yang besar buat kita, di samping masalah Lapas kami sekarang over crowded, over kapasitas. Ini ada beberapa program yang sedang kami susun, ada distribusi, rehabilitasi, konsep restorative justice akan menjadi agenda-agenda yang kita lakukan," kata Menkumham. "Inti pokoknya adalah pembinaan narapidana, mendayagunakan mereka sekaligus ada manfaatnya. Daripada di dalam tidur, tidak produktif kan," tutupnya. (Teks: Tedy, Dok: Zeqi)