Jakarta – Sabtu pagi yang cerah, secerah wajah-wajah gembira para wisudawan dan wisudawati yang berkumpul di Graha Pengayoman Kementerian Hukum dan HAM Kuningan Jakarta Selatan. Sejumlah 53 Mahasiswa S1 maupun D3 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Litigasi dibawah Yayasan Pengayoman Warga Kementerian Hukum dan HAM hari ini 23 Februari 2019 akhirnya menjalani wisuda angkatan III untuk program Sarjana, dan angkatan XXVII program Diploma 3, serta dirangkai dengan pengukuhan mahasiswa baru tahun akademik 2018-2019.
Dihadapan para wisudawan/ti, Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM, Bambang Rantam Sariwanto, menyambut baik dengan sumringah, sekaligus mengingatkan, bahwa kelulusan bukanlah akhir dari perjalanan pendidikan. “Apa yang sudah dicapai pada hari ini merupakan tahap awal dalam menghadapi dunia nyata, yaitu dunia kerja”, ujarnya.
Menurut Sekjen, para wisudawan yang kini telah resmi menjadi Sarjana dan Ahli Madya akan dihadapkan pada situasi yang tidak selalu ideal seperti yang tertulis pada teori dalam diktat-diktat semasa kuliah. “Saudara-saudara harus mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja yang dinamis demi meraih cita-cita”, cetus Bambang Rantam.
Untuk itu Sekjen berpesan agar para alumni STIH senantiasa tegar dan berpegang teguh pada nilai-nilai kejujuran, kebenaran dan norma agama, “karena hal-hal itulah yang akan melindungi kita dari turbulensi moral yang terjadi di masyarakat dan dunia kerja”, ujarnya.
Selain itu untuk mengakomodir keinginan masyarakat tak terkecuali alumni STIH,akhir-akhir ini yang makin meminati untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil atau Aparatur Sipil Negara (ASN), Sekjen Bambang Rantam mengaku sudah membicarakan dengan para pengelola Yayasan dan STIH, untuk menambah pelajaran khusus kepada mahasiswa STIH, tentang tekhnologi informasi atau CAT (Computer Assisted Test) yang sekarang digunakan untuk merekrut ASN yang dilakukan secara online dengan menggunakan komputer.
Senada dengan itu, Ketua yayasan Pengayoman, Mardjaman menambahkan bahwa pihak STIH akan terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan agar lulusan STIH Litigasi siap mengikuti tes di instansi negara yang kini makin kompetitif dengan terus membekali ilmu teknologi informasi ditengah perkembangan tekhnologi yang makin pesat.
“Ditengah kesederhanaan Kampus STIH dan jumlah mahasiswa yang tidak begitu banyak membuat kualitas pendidikan menjadi makin baik, karena interaksi antara pengajar dengan mahasiswa menjadi makin intens”,terangnya.
Kualitas pendidikan yang baik diakui pula oleh perwakilan Wisudawan/ti Gunawati Fatimah Putriguntur, yang memberi kesannya dengan penuh hikmat, “sekolah kami bergerak terus untuk mencapai berbagai kemajuan diantaranya upaya peningkatan akreditasi, ini memberikan kami motivasi dengan modal ilmu yang bersaing bahkan bisa dikatakan lebih unggul dari kampus lainnya”, tukasnya.
Sembari mengutip ungkapan Nelson Mandela, ‘Pendidikan adalah senjata yang terbaik yang mampu untuk mengubah dunia’, Gunawati Fatimah merasa bersyukur mendapatkan ilmu dari profesional dibidangnya, “berada dalam ruang kelas dengan beberapa hakim agung, dari hakim pengadilan negeri, pengadilan tata usaha negara, panitera, dan para ahli dari kementerian hukum dan ham, polri serta dari pengacara yang mempunyai kredibilitas yang baik, memberikan pengalaman yang tak ternilai dan tiada bandingnya bagi kami”, urainya dengan mata berkaca-kaca. (bowo, ahyadi)