Jakarta - Mencari pengganti dan penerus Bambang Rantam Sariwanto, yang telah memasuki masa purnabakti, sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) bukan persoalan mudah. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna H. Laoly menginginkan pemangku jabatan tersebut adalah sosok yang mampu menjadi perekat persatuan di Kemenkumham, siapa pun dia.
"Heterogenitas dan strategisnya peran Kemenkumham menuntut perlu adanya sosok pekerja keras, seperti seorang Bambang Rantam," kata Yasonna. "Punya energi positif, rajin, tekun bekerja, serta mempunyai jiwa melayani yang tinggi, sehingga ketika menjadi sekjen, kolaborasi dan sinergi dapat terbentuk dengan baik," sambungnya.
Saat menjadi pembina Apel Akhir Tahun 2020 Kemenkumham, Rabu (30/12/2020) pagi, Yasonna menegaskan unsur lainnya adalah dia mampu membangun sinergisitas, baik internal maupun eksternal, kemudian dia juga mampu mengharmonisasikan berbagai tugas dan fungsi di Kemenkumham, tanpa mengedepankan ego sektoral.
"Kementerian kita ini bukan kementerian yang berdiri sendiri, sangat tergantung juga dengan kementerian/lembaga yang lain, termasuk Kementerian Keuangan, BPK, Kementerian PAN-RB, dan kementerian-kementerian yang lainnya," kata Laoly di lapangan upacara Kemenkumham.
Peran sekjen sangat diperlukan dalam pembangunan sinergisitas tersebut.
"Diperlukan sinergisitas, membuat program dan output yang jelas, perencanaan yang matang," ujar Yasonna. "Tidak cukup itu, (juga harus punya) personal approach. Kalau datang dengan sombong, gaya-gayaan, you can not make it. Kerendahan hati menjadi amat penting," lanjutnya.
Yasonna sebagai Menkumham beserta seluruh jajaran Kemenkumham menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Bambang atas dedikasi, pengabdian, dan apa yang telah dilakukan Bambang Rantam selama mengabdi untuk Kemenkumham.
"Saya melihat ketegaran beliau (menjalani purnabakti) dengan tenang, saya bangga dengan itu. Ada orang yang mau pensiun langsung stres setengah mati, kemudian post power syndrome," ucap menkumham. "Kita menginginkan meninggalkan sebuah legacy, tetapi kita harus siap (pensiun), karena jabatan adalah amanah," lanjutnya.
"Pak Bambang, datang lah, ini adalah keluarga besar kita semua. Sering-sering datang kemari dan berikan pandangan-pandangan kepada teman-teman di sini," kata Yasonna. "Kepada sekjen yang baru, atau jajaran eselon 1, dapat berbagi pengalaman-pengalaman, karena kita melakukannya dari hati," tambahnya.
"Semoga Pak Bambang senantiasa diberikan nikmat sehat dalam menjalani purnabakti, dan tetap berkarya untuk bangsa dan negara tercinta," pungkas menkumham.
Bambang Rantam Sariwanto, yang mengawali kariernya sebagai CPNS di Kemenkumham pada 1988, berujar bahwa ada satu hal penting yang harus diperhatikan oleh kita semua sebagai ASN Kemenkumham.
"Saya ingatkan kepada teman-teman, mumpung masih menjabat, mari memberikan yang terbaik buat Kemenkumham," ujar Bambang. "Ada yang penting buat kita semua, yang menjadi penyesalan orang (setelah) menjadi purnabakti (adalah) karena sewaktu menjabat, (dia) tidak pernah berbuat apa-apa," tambah alumnus dari Universitas Sebelas Maret Solo ini.
Memberikan semua kemampuan terbaik yang kita miliki adalah kebanggaan kita sebagai pegawai.
"Kalau kita melakukan itu, (kita) tidak akan pernah menyesal, sehingga kita memasuki masa purnabakti sehat wal’afiat dan melanjutkan perjuangan untuk negeri ini," kata Bambang.
Bambang yang hadir bersama istri, Ibu Wiwik Sumarni, mohon pamit dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran atas kerja sama, pengertian, dan doanya.
"Kami izin pamit pada apel pagi ini dengan rasa bangga dan bahagia, karena itu yang harus kita munculkan pada mindset kita," ucap Bambang. "Semoga menyongsong tahun 2021 kita bisa lebih maju lagi," tutupnya. (Tedy, foto: Dudi)
