Jakarta - Memiliki jalan karir yang panjang, hampir 32 tahun mengabdi untuk Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), dimana lebih dari dua per tiga dari periode tersebut menjadi seorang pimpinan, membuat Bambang Rantam Sariwanto layak untuk dijadikan panutan. Pimpinan tertinggi Kemenkumham saat ini, Yasonna H. Laoly, mengapresiasi Bambang Rantam lewat tiga kata: smart, workaholic, dan rewel.
“Saya memberikan apresiasi kepada saudara Sekretaris Jenderal, Bambang Rantam Sariwanto, yang telah bersama-sama dengan saya memimpin Kemenkumham selama enam tahun,” kata Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna H. Laoly saat me-launching buku ‘BRS Pada Suatu Masa’ di sela-sela pembukaan Rapat Koordinasi Pengendalian Capaian Kinerja Semester II Tahun 2020 dan Action Plan Target Kinerja Tahun 2021 Kemenkumham.
Yasonna menilai, Bambang merupakan sosok yang visioner, menginspirasi, dan pekerja keras, hingga masa-masa akhir pengabdiannya sebagai seorang ASN. Sedikit berkisah, pada waktu Bambang menunjuk seorang penulis untuk bukunya ini, penulis tersebut bertanya kepada Yasonna untuk memberikan satu kata tentang Bambang.
“Saya (bilang) tidak cukup (kalau) satu kata, tapi tiga kata. Smart, workaholic, rewel,” kata Yasonna.
“Memang saya dengar cerewet, (tapi) sama saya tidak berani cerewet, pastilah itu. Rewel itu artinya menuntut yang terbaik juga, belakangan ini milenial, harus mengikuti zaman,” tambahnya.
Buku ini ditulis dengan sangat menarik, berisi perjalanan hidup, pekerjaan, sampai dengan pencapaian puncak kariernya membantu dan melayani beberapa Menkumham.
“Sebagai ASN Kemenkumham, pantas rasanya kalau buku ini kita baca dan melengkapi koleksi literatur buku di rumah kita masing-masing,” ucap Yasonna, Senin (23/11/2020) siang.
Buku ini merupakan momen dalam pengabdian pria yang akrab disapa BRS selama memimpin Kemenkumham. Yasonna merekomendasikan buku ini kepada generasi muda yang ingin banyak belajar tentang pengalaman hidup dan pengambilan keputusan.
“(Sulit) mengambil keputusan dalam suasana banyak pilihan, dan (momentum itu) mengharuskan kita (untuk) ambil keputusan. Daripada tidak mengambil keputusan, walaupun pahit, (keputusan) itu kita harus ambil,” ungkap Yasonna.
“Pelajaran-pelajaran (hidup) dari orang-orang yang berpengalaman ini, buat generasi muda, perlu. Karena pengalaman hidup adalah guru yang terbaik,” pungkasnya. (Tedy, foto: Dudi, Zeqi)