 |
Jakarta – Dengan telah diundangkannya Undang-Undang (UU) No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, membuat para pelaku seni kreatif di Indonesia bisa lebih berharap banyak terhadap perlindungan dan penegakan hukum Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Indonesia. Kami bisa hidup, bisa bernyanyi di negeri sendiri dan yang menghargai kami pun adalah putra-putri bangsa, sehingga kami bisa mendapatkan rezeki yang halal dari saudara-saudara kami.
Hal tersebut diutarakan oleh Sam Bimbo saat menghadiri acara Konvensi Nasional Kebangkitan HKI dan Ekonomi Kreatif di Graha Pengayoman, Gedung Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Selasa (25/11/2014).
Lebih lanjut lelaki bernama lengkap Raden Muhammad Samsudin Hardjakusumah itu mengatakan, sebagai seniman musik, dirinya akan tetap berusaha dengan kemampuannya untuk berdiri di bumi pertiwi, menegakkan hak-hak cipta yang memang menjadi jalan hidupnya. “Mudah-mudahan ke depan kami bisa mendapatkan hak kami yang wajar, tidak lagi seperti hari-hari ini. Jangan sampai rekan-rekan itu banyak yang frustrasi. Buat apa lagi mencipta, karena toh kalau kita mencipta, juga dibajak,” ucap Sam saat Konferensi Pers.
Musisi lainnya yang juga hadir dalam acara tersebut, Abdi Negara Nurdin atau yang lebih dikenal dengan Abdee Negara menuturkan bahwa, “Satu hal yang sangat kita syukuri setelah menunggu cukup lama akhirnya ada undang-undang yang benar-benar bisa memberikan perlindungan terhadap hak karya intelektual, khususnya kami di bidang musik”.
Lebih lanjut Abdi mengatakan, ada banyak hal yang sangat menarik dari Undang-Undang Hak Cipta yang baru ini. “Selain adanya pasal yang benar-benar mengatur tentang pembajakan yang belum pernah diatur sebelumnya, adanya pasal tentang Fidusia. Artinya semua hak cipta atau karya intelektual kita bisa menjadi jaminan fidusia dan dapat dipergunakan untuk pinjam uang di bank sebagai investasi untuk berkarya,” sahut gitaris dari Grup Band Slank ini.
Sementara itu, Raja Dangdut legendaris Raden Haji Oma Irama atau yang lebih populer dengan nama Rhoma Irama menyatakan rasa gembiranya dengan telah disahkannya UU Hak Cipta yang baru. “Semoga dengan undang-undang ini, kita berharap bahwa di Indonesia tidak ada lagi pembajakan. Karena selama ini ada stigmatisasi internasional terhadap negara kita, bahwa Indonesia adalah the worst piracy in the world. Tentu ini sangat memalukan sekali dan ini sebuah teguran yang luar biasa buat kita sebagai bangsa,” tegas Rhoma.
Senada dengan para seniman senior, Bunga Citra Lestari pun memiliki asa yang sama dengan lahirnya UU Hak Cipta yang baru akan lebih bisa melindungi karya-karya para seniman Indonesia. “Merasa bahagia sekali akhirnya selama ini yang berusaha kita sampaikan bisa diwujudkan dalam bentuk undang-undang, yang mudah-mudahan bisa melindungi musisi dan dari segala bidang untuk karya-karya mereka. Mudah-mudahan juga masyarakat semakin aware dengan pentingnya menghargai dan mengapresiasi karya-karya anak bangsa sendiri,” ucap penyanyi kelahiran 22 Maret 1983 ini.
Sedangkan menurut penyanyi pop Afgan Syahreza yang juga menjadi Duta HKI Tahun 2014 mengugkapkan bahwa, masih banyak hal yang harus dilakukannya untuk memberikan pengetahuan seputar HKI kepada masyarakat. “Saya harap tugas saya sebagai Duta HKI bisa untuk memberikan penyuluhan ke masyarakat, bahwa betapa pentingnya perlindungan HKI dan betapa besar pengaruh itu untuk potensi industri kreatif di negara kita yang sangat potensial,” jelas Afgan. (Renaldy, Tedy. Dok: Asep. Ed: Zaka)
