Subang - Adanya peristiwa alam Gerhana Matahari Total (GMT) pada tanggal 9 maret 2016, menjadi momen yang mendapat perhatian khusus oleh Kementerian Pariwisata yang di komandani Arief Yahya dalam menarik antusias Wisman(wisatawan mancanegara) dari seluruh dunia.
GMT yang dulu merupakan peristiwa biasa saja, bahkan cenderung menakutkan masyarakat, jika dikemas dengan baik dan dipublikasikan dengan bahasa yang renyah dapat diterima oleh masyarakat, maka akan menjadi peristiwa luar biasa bukan hanya domestik namun sampai men-dunia. Hal ini merupakan angin segar bagi perkembangan pariwisata di Indonesia. Demikian Arief Yahya membagi ilmu Public Relation (PR) kepada peserta Bakohumas di Balairung Soesilo Sudirman, Kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta, Rabu (23/3/2016).
“Hasil kajian kami wisman yang datang memantau GMT di kota-kota tujuan wisata seperti Ternate 1200 orang, Balikpapan 700 wisman, Palangkaraya 750, Luwuk 3000, Maba 700, serta yang paling heboh dan mengundang kerumunan massa terjadi di Palu, karena Pemerintah Daerah (pemda) setempat menggelar konser Band Slank,” kata Arief.
Mencermati hal ini Arief menyatakan bahwa kemasan dengan menggunakan bahasa masyarakat lebih menarik daripada dengan menggunakan kemasan bahasa pemerintah yang cenderung kaku. Forum Bakohumas yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dengan tema “ Peran Bakohumas dalam rangka mendukung pencapaian target kunjungan 12 juta wisatawan mancanegara dan 260 juta wisatawan nusantara tahun 2016” ini menjadi forum Arief Yahya memberi ilmu PR nya selama hampir 3 jam.
Untuk itu Arief mengharapkan melalui forum bakohumas ini menjadi tempat para PR (humas) pemerintah mampu mengemas produk kementerian dengan baik untuk meningkatkan percepatan akselerasi dalam rangka mewujudkan pencapaian target pembangunan di masing-masing sektor. Karena hal inilah yang ditetapkan Presiden Jokowi di tahun 2016 ini.
Dalam upaya mencapai target pariwisata, pemerintah melakukan terobosan regulasi dengan memperbanyak pemberian visa kunjungan (BVS) yang saat ini mencapai 90 negara. Direncanakan tahun ini akan ditambah menjadi 174 negara. Dengan kebijakan ini diproyeksikan tahun ini akan meningkatkan 1 juta wisman dengan devisa sebesar 1 milyar US dolar.
Pemerintah juga melakukan deregulasi pariwissata dengan menghapus Clearence Approval for Indonesia Teritory (CAIT) akan meningkatkan jumlah kunjungan kapal pesiar ke Indonesia, hingga mencapai 5000 kapal pesiar dengan perolehan devisa 500 juta US$. Sementara itu deregulasi terhadap asa cabotage untuk cruise atau kapal pesiar asing, dengan membolehkan penumpang naik turun di lima pelabuhan di Indonesia yaitu: Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Benoa, dan Soekarno-Hatta (Makassar), akan mendorong naiknya kunjungan cruiser asing ke Indonesia mancapai 1000 kapal pesiar dengan perolehan devisa 300 juta US$.
Selain itu, Kementerian Pariwisata menetapkan pembangunan 10 destinasi wisata prioritas (Borobudur, Mandalika, Labuhan Bajo, Bromo-tengger-semeru, Kepulauan seribu, Toba, Wakatobi, Tanjung Lesung, Morotai dan Tanjung Kelayang). “ini merupakan terobosan dalam mengembangkan destinasi yang memliki daya saing global tinggi. Pembangunan 10 destinasi prioritas ini merupakan percepatan akselerasi dalam mencapai target 20 juta, tahun 2019,” kata arief Yahya.
Kegiatan pertemuan forum bakohumas ini diikuti oleh sekitar 120 peserta dari berbagai humas kementerian, lembaga pemerintah dan non pemerintah. (yatno, Foto:bowo)