Jakarta - Menutup tahun 2020 ini, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) harus melepas seorang pimpinan tinggi madya yang telah menorehkan banyak kontribusi, dan menjadi bagian penting dalam pencapaian kinerja dan prestasi bagi Kemenkumham. Bambang Rantam Sariwanto, salah satu kader terbaik Kemenkumham telah memasuki masa purnabakti.
Hari pensiun itu datang setelah Bambang mengabdi selama 32 tahun untuk organisasi. Tak berlebihan jika Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna H. Laoly memberi julukan “The Inspiring Leader” kepada lelaki asal Pekalongan ini.
Enam tahun yang lalu ketika Yasonna menjabat sebagai menkumham pada periode pertama, ia memanggil Bambang dalam suatu kesempatan makan siang dan menawarkan kepadanya jabatan sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenkumham.
Pada waktu itu, Bambang masih menjabat sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Hukum dan HAM. Jabatan sebagai sekjen memang bukan hal yang asing bagi Bambang. Dia pernah menjabat sebagai sekjen sebelum menjadi Kepala BPSDM Hukum dan HAM.
“Secara pribadi, saya memanggil beliau, setelah mendengar beberapa pandangan dari beberapa teman di internal dan eksternal, saya katakan kepada beliau, dampingi saya sebagai sekretaris jenderal,” ujar Yasonna saat menjadi pembina Apel Akhir Tahun 2020 Kemenkumham.
“Saya mempunyai catatan dan record saudara, baik sebagai kakanwil (kepala kantor wilayah) dan jabatan-jabatan sebelumnya,” kata Yasonna, Rabu (30/12/2020). “Ternyata saya tidak salah memilih,” tambahnya.
Sebagai pimpinan, kata Yasonna, memilih staf, memilih siapa yang akan membantu kita dalam bekerja memang adalah otoritas kita sebagai pimpinan. Tetapi tentu kita juga perlu mendengar, mempertimbangkan, dan membaca rekam jejak seseorang.
“Saya tidak pernah menyesal mengangkat saudara Bambang Rantam menjadi sekretaris jenderal,” ucap Yasonna yang disambut tepuk tangan para peserta apel pagi di Lapangan Upacara Kemenkumham.
Yasonna menilai, Bambang Rantam merupakan sosok yang perfeksionis. Diperlukan kesungguhan, passion, konsistensi, kerja keras, daya juang, dan loyalitas untuk melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai abdi negara, dan itu ada pada Bambang.
“Sebagai pimpinan dan sebagai pribadi atas nama keluarga, saya mengucapkan selamat jalan kepada saudara Bambang Rantam dan ibu. Terima kasih kepada Ibu Wiwik yang telah mendampingi dan memberi support kepada Pak Bambang Rantam, karena tanpa dukungan ibu, tentunya pekerjaan bisa tidak dapat dilakukan dengan sepenuh hati,” ucap Laoly.
“Selamat jalan kepada Pak Bambang Rantam dan ibu, ingatlah bahwa Kemenkumham dan seluruh aparaturnya tetap merasakan bahwa saudara adalah keluarga besar kami yang ada di sini,” tutupnya.
Sementara itu, Bambang Rantam menyampaikan rasa terima kasih dan kebanggaannya pada seluruh jajaran Kemenkumham, khususnya kepada menkumham yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mendampingi selama enam tahun.
“Bertepatan dengan akhir tahun ini, saya juga memasuki masa purnabakti. Saya beserta istri saya, Ibu Wiwik Sumarni, izin untuk meninggalkan Kemenkumham dan (memasuki) purnabakti,” kata Bambang.
Rasa bangga ini dipandang Bambang perlu disampaikan kepada seluruh peserta apel, baik yang hadir langsung maupun secara daring, karena Yasonna telah memberikan kepercayaan yang luar biasa kepada dirinya.
“Dalam waktu enam tahun, tidak pernah saya dimarahi oleh beliau, ini yang membanggakan saya. Beliau betul-betul memberikan bimbingan kepada saya sampai akhir di tahun 2020,” katanya.
“Saya minta kepada teman-teman, ini kebahagiaan saya. Jangan saya dibikin-bikin dramatisir, sedih-sedih, lupakan. Ini kebahagiaan seorang yang sudah 32 tahun mengabdi dan ingin melepaskan, generasi penerusnya akan melanjutkan semua kepemimpinan,” kata Bambang lagi.
Terima kasih kepada Bambang Rantam Sariwanto yang setulus-tulusnya atas segala kerja keras, dedikasi, pembelajaran yang menjadi kenangan dan motivasi bagi kita semua. Karena sesungguhnya purnabakti adalah fana, yang abadi hanyalah nama dan legacy. (Tedy, foto: Dudi)