Narasi Tunggal
JAKARTA. Pemerintah terus berupaya menekan harga daging dan bahan makanan pokok lainnya. Presiden Joko Widodo menilai tingginya harga daging sapi sangat memberatkan masyarakat, terutama rakyat kecil. Presiden berkomitmen supaya daging sapi dapat dinikmati oleh banyak orang. Presiden berharap daging yang saat ini harganya masih mencapai Rp 115.000 per kilogram harus mendekati Rp 80.000 per kilogram. Untuk itu, Pemerintah aktif menggelar operasi pasar di sejumlah wilayah ibukota dan wilayah-wilayah lain di Indonesia.
Merujuk data Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Pertanian (Kementan), operasi pasar daging sapi di wilayah Jakarta dilaksanakan di 20 pasar yang tersebar di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Jakarta Timur. Di 20 titik ini paha belakang dijual seharga Rp 89.000/kg dan paha depan Rp 85.000/Kg. Operasi pasar akan berlangsung selama 4 Juni 2016 hingga 17 Juli 2016.
Saat ini di 26 provinsi ada sekitar 4.000 titik pasar murah dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), hingga pihak swasta. Selain menjual daging di bawah Rp 80.000 per kilogram, pasar murah itu juga menjual berbahan kebutuhan pokok seperti daging ayam, telur ayam, beras, gula, minyak, cabai merah, bawang merah, dan bawang putih.
Selain operasi pasar murah, harga daging sapi juga dapat turun dengan meratanya permintaan masyarakat akan ke-5 jenis olahan sapi. Pertama, daging olahan industri seperti daging giling dan dadu yang dapat dibeli seharga Rp 40.000 – Rp 60.000. Kemudian, ada daging variasi (seperti lidah, bibir, buntut dan daging kepala) yang bisa dibeli dengan Rp 65.000 - Rp 100.000 dan jeroan seharga Rp 30.000 - Rp 40.000 per kilogram. Ada juga daging berkualitas sangat baik (prime cut) alias daging steak yang dijual seharga Rp 120.000 - Rp 130.000 per kilogram. Terakhir, daging kualitas sedang-baik (secondary cut) inilah yang terus diupayakan Presiden agar harganya mendekati Rp 80.000.
Menekan harga daging sapi kualitas sedang-baik dekat ke angka Rp 80.000 bukanlah hal yang mustahil. Apalagi menurut data Kementerian Pertanian, pasokan daging jenis ini siap memenuhi kebutuhan daging masyarakat selama bulan puasa.
Tim Government Public Relations (GPR) - Kemenkominfo