Jakarta – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Bambang Rantam Sariwanto, mengatakan para pimpinan di lingkungan Sekretariat Jenderal harus bekerja lebih baik, karena tantangan-tantangan kedepan akan semakin berat. Sekjen menyadari, untuk menjaga kinerja sekaligus memberi penyegaran mental dan spiritual kepada para pimpinan, diperlukan pelatihan motivasi agar para pimpinan tersebut lebih meningkatkan kemampuan diri serta memberikan yang terbaik dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Dihadapan para pimpinan tinggi pratama (eselon II), pejabat administrator (eselon III), dan pejabat pengawas (eselon IV), Sekjen berujar agar pelatihan motivasi ini dapat lebih meningkatkan semangat dan memotivasi para pimpinan agar dapat melakukan yang terbaik dalam pekerjaan, serta memberikan contoh yang baik kepada bawahannya. “Pertemuan hari ini dalam rangka bimbingan rohani, tapi secara keseluruhan ini harus dilakukan untuk menjaga kinerja dilingkungan Sekretariat Jenderal,” kata Bambang dalam kegiatan Bimbingan Rohani Pegawai, Jumat (24/6/2016).
Sementara itu, motivator dalam kegiatan ini, Fathullah, mengatakan seorang pimpinan dapat dipilih setidaknya berdasarkan pada tiga pertimbangan. Yang pertama seseorang dipilih jadi pimpinan karena penampilannya. “Yang kedua karena kompetensinya, dia pintar atau ngga. Nah yang terakhir ini yang susah terukur, yaitu attitude (sikap), behavior (tingkah laku), dan karakter,” kata Fathullah di Graha Pengayoman.
Kemudian, lanjut Fathullah, seorang pimpinan mempunyai tantangan bagaimana mempengaruhi orang atau bawahannya tanpa pamrih. “Bagaimana mengarahi bawahan untuk mengikuti kita tanpa pamrih. Setelah itu, pastikan anak buah mengerti apa yang kita inginkan. Pastikan dia punya planning setelah mengerjakan tugas yang kita berikan, setelah tugas tersebut selesai harus apa selanjutnya,” tutur Fathullah dalam kegiatan yang bertemakan ‘Ramadhan Meningkatkan Etos Kerja, Mengokohkan Integritas, dan Membangun Gotong Royong’ ini.
Berbicara mengenai skill leadership, Fathullah mengatakan seorang pimpinan harus memiliki kemampuan untuk merubah diri dan merubah tim. “Bagaimana merubah tim seperti yang kita inginkan itu adalah sebuah masalah. Apa yang harus kita miliki supaya orang mau mengikuti apa yang kita inginkan? Akan lebih mudah kalau kita mengetahui karakter anak buah, tapi jadi lebih sulit apabila bapak ibu tidak mengetahui karakter diri sendiri,” ucap Fathullah.
Selain itu, kemampuan untuk melakukan eksekusi juga wajib dimiliki oleh seorang pimpinan. “Pada prinsipnya cuma satu, fokus. Eksekusi tidak bisa fokus karena ada gangguan dari luar, misalnya ada rapat mendadak, laporan yang tiba-tiba, masalah pribadi, dan lain-lain,” kata Fathullah. Tak hanya itu, seorang pimpinan juga harus menjadi role model (panutan) bagi anak buahnya. “70% anak buah mengeluh bukan karena pekerjaannya, tapi karena tidak suka sama bosnya. Memang bukan hal yang mudah mendidik anak buah. Coaching adalah salah satu metode yang bisa mengatasi permasalahan tersebut,” tukasnya lagi.
Pada sesi lainnya, Fathullah menjelaskan tentang law of attraction. Law of attraction adalah hukum tarik menarik yang merespon pikiran seseorang, terlepas dari apapun pikiran tersebut. “Apapun yang kita miliki didalam hidup ini adalah akibat dari hal-hal yang sudah kita pikirkan dimasa lalu. Banyak yang tidak sadar bahwa hukum ketertarikan memberi apa yang kita inginkan, tidak peduli bahwa itu baik atau buruk pada diri kita,” kata Fathullah. “Jika kita ingin merubah sesuatu dalam hidup kita, maka ubahlah saluran frekuensi kita dengan merubah pola pikir serta bergaul dengan orang-orang yang sukses, sehingga kita akan tertular cara berpikir dan kesuksesannya,” pesan Fathullah. (Tedy, Ed: TMM, Foto: Windi)