Jakarta – Mengawali pembukaan acara Bimbingan Rohani pegawai Kementerian Hukum dan HAM, dengan pembacaan tilawah ayat suci Al-Quran. Selanjutnya Dirjen HAM, Mualimin Abdi memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan Bimbingan Rohani yang diselenggarakan di gedung Sekretariat Jenderal, ruang Graha Pengayoman, Senin (15/06).
Dalam sambutannya Mualimin menyampaikan bahwa, kita sebagai umat beragama patut bersyukur karena masih diberikan nikmat sehat walafiat dapat bisa berkumpul pagi hari ini dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Beliau memberikan perumpamaan, "Puasa dibagi 3 puasa jenis, Puasa Premium yaitu Pere(tidak) Makan Minum; Puasa Pertamax yaitu Pertahankan iman secara maksimal; Puasa Pertamax Plus Pertahankan iman secara maksimal plus (+) Tambah rajin ibadah sunah," kata Dirjen HAM sambil tersenyum.
Dengan penceramah Ustad Anwar Sanusi, yang memberikan banyak pencerahan bagi pejabat dan pegawai yang hadir pada acara tersebut. Tazkiyah di bulan ramadhan bertujuan, disamping untuk menghibur keluarga yang sedang berduka sekaligus untuk menyampaikan dakwah atau siraman rohani bagi majelis tersebut.
Tazkiyah di bulan Ramadhan yaitu tazjiyah nafas, Jika jiwa kita baik pasti akan baik pula seluruh tubuh kita, namun jika jiwa rusak maka akan rusaklah tubuh kita sehingga hidup tidak jelas arahnya dan tidak ada perbaikan kearah kebaikan. Dalam bertazkiyah badan harus sehat dan kuat sehingga dapat memperbanyak sodakoh. Zakat membersihkan harta yang kita miliki, jadi tidak mungkin zakat membuat orang menjadi miskin dan krisis. Dan jika kita bersodakoh atau zakat kepada anak yatim niscaya doanya mustajab atau terkabul. Seandainya tazkiyah diamalkan maka negeri ini bisa jadi surga, andai kita dapat mengamalkan dengan berorientasi pada kebaikan.
Nafsu Jiwa terbagi tiga yang Pertama nafsu amarah, yaitu orang yang berpuasa namun masih melakukan riba, kejahatan dan keburukan dengan amarah, karena belum membersihkan jiwanya. Kedua Nafsu lawamah yaitu orang yang berniat baik belum dikerjakan namun sudah mendapat berpahala. Sadar dan mampu melihat kekurangan diri sendiri, dengan kesadaran itu terdorong untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan rendah atau buruk sehingga niat baik dan buruk tetap diminta pertanggungjawabannya oleh Allah SWT. Ketiga Nafsu Mutmainah yaitu jiwa yang tenang dan tentram, karena nafsu ini tergolong tahap tertinggi nafsu yang sempurna berada dalam kebenaran dan kebajikan. Misalnya, sebelum bulan Ramadhan sebaiknya melakukan muhasabah, karena Ramadhan momen yang ideal dalam berpuasa serta salat tarawih. (SN, Foto: Asep)
Dirjen HAM, Mualimin Abdi memberikan sambutan pada kegiatan Bimbingan Rohani pegawai Kementerian Hukum dan HAM. |
Penceramah Ustad Anwar Dirjen HAM, memberikan ceramah pada kegiatan Bimbingan Rohani pegawai Kementerian Hukum dan HAM. |