Jakarta – Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna H. Laoly, menunjukkan hasil karya warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang memiliki nilai ekonomi kepada para duta besar (dubes) negara sahabat, di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Jakarta Cipinang, 20/08/2016. Bukan main-main yang diperlihatkan Yasonna hasil WBP yang berkualitas ekspor. Yang dipamerkan antara lain dari Lapas Klas IIA Pontianak, Kalimantan Barat, yaitu tikar kayu dengan label Tikar Kayu Ponti. Produk ini telah melanglang buana ke Negeri Serawak Malaysia.
Lapas Klas I Cirebon, Jawa Barat telah dilengkapi teknologi tinggi untuk menghasilkan industri tenun, kursi rotan sintetis, yang telah diekspor ke mancanegara. Produksi tekstil pakaian jadi di Lapas Klas I Cipinang, Jakarta. Lapas Klas IIA Ambarawa, Jawa Tengah bekerjasama dengan pihak ketiga berhasil mengekspor sarung tangan baseball sampai ke negeri Paman Sam Amerika Serikat, Korea Selatan, Australia, dan Kanada.
Sejalan dengan visi dan misi Revitalisasi, Lapas Industri harus dibangkitkan kembali mengingat persaingan regional mulai diberlakukan dengan disepakatinya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Diharapkan dengan Lapas sebagai sentra industri dapat menyokong produktivitas masyarakat sekitar. Disamping itu sekaligus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas para sumber daya khususnya narapidana melalui hasil karya WBP menuju lapas produktif. Hasil karya narapidana yang dapat bersaing di pasar nasional maupun internasional.
Dengan bekal yang mereka peroleh di lapas diharapkan nanti setelah bebas para warga binaan ini dapat menjadi agen-agen yang berkontribusi kepada masyarakat melalui pengembangan industri yang berkelanjutan. Hal tersebut dapat menggerakan sekaligus memperkuat sendi-sendi ekonomi bangsa, merubah yang dulu narapidana sebagai “sampah masyarakat” menjadi lebih produktif. Sebagaimana tujuan dan cita-cita pemasyarakatan, yaitu agar WBP menyadari kesalahannya, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana.
Puas setelah melihat karya WBP, Menkumham dan para dubes menonton lomba khas memperingati hari kemerdekaan yang dimainkan WBP, seperti panjat pinang, engrang, balap karung, terompah panjang, bambu gila, dsb. Tidak puas hanya menonton, Yasonna dan para dubes ikut lomba. Yasonna ikut lomba balap karung. Sebelumya beberapa dubes mencoba permainan terompah panjang dan memegang bambu gila. Nilai nilai budaya kebangsaan tersebut dituangkan dalam perlombaan olahraga tradisional yang dilaksanakan oleh warga binaan pemasyarakatan Lapas Cipinang.
Pagi sebelumnya, Menkumham meluncurkan Social Creative Inmate Program. Program tersebut merupakan sistem keamanan pemasyarakatan yang terintegrasi, yang mengambil projek percontohan di Lapas Klas I Jakarta, Cipinang. Sistem Keamanan ini mampu memonitor dan menganalisa situasi secara real time, mengontrol, dan memberikan peringatan dini kepada semua lapas di seluruh Indonesia. Sistem ini merupakan kerja sama antara Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Forum of Small Medium Economic Africa ASEAN (FORSEAA) dan mitranya Wan Solution and Royal Technology.
Hadir dalam kesempatan tersebut sejumlah dubes, ASEAN, PBB, Dirjen Industri Kecil Menengah, Kementerian Perindustrian, Sekjen Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Dirjen Hukum dan Perjanjian Internasional, Kemenlu, Para Pimpinan Tinggi dan Pratama Kemenkumham, dan Staf Ahli Menkumham.
(Komar, Ed: TMM, Foto: Dudi).