Cibinong- Lapas Cibinong layak menjadi objek studi tiru, role model bagi UPT lain dengan inovasi-inovasinya yang memanfaatkan dengan mengembangkan teknologi informasi. Hal tesebut dikatakan Plt. Ditjen Pemasyarakatan Mardjoeki saat memberikan sambutan pada acara Peresmian Program Kuliah Belajar Teologi Diploma I sekaligus peninjauan layanan berbasis IT di Lapas Cibinong, Sabtu 20 /1/2018.
“Kini saatnya kita bekerja, bekerja lebih keras dan bekerja lebih keras lagi, kini bukan saatnya lagi kita melaksanakan studi banding, melainkan mengimplementasikan studi tiru, demi Kementerian Hukum dan HAM yang lebih baik.”, Tegas Mardjoeki yang pada saat itu membacakan pidato Menkumham yang kebetulan berhalangan hadir.
Pada kesempatan itu pula dalam pidatonya Mardjoeki berpesan kepada para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) agar selalu menjaga kesehatan, kebersihan, keamanan dan ketertiban di dalam lapas.
Pada kegiatan ini Rombongan yang terdiri Plt. Ditjen PAS, Staf Khusus, dan Kepala Kantor Wilayah Jawa Barat meninjau Layanan Pemasyarakatan berbasis IT dan pengelolaan peternakan terpadu sebagai wujud pelaksanaan program industri di dalam lapas.
Beberapa layanan yang dikunjungi antara lain loket pendaftaran kunjungan yang menggunakan E-KTP sebagai sarana input data pengunjung/ tamu. Sistem sidik jari untuk akses keluar masuk yang terdapat di pintu utama serta ruang ramah anak dan ruang laktasi bagi ibu menyusui.
Masih di area yang sama terdapat juga Pusat Kegiatan Belajar Mandiri (PKBM) berbasis komputer bagi WBP Lapas Cibinong. Kepala Lapas (Kalapas) Cibinong, Agung Krisna mengatakan bahwa rencana ke depan, selain digunakan sebagai proses belajar mengajar, laboratorium komputer ini juga akan digunakan untuk ujian nasional online Paket C tahun 2018’, Tambahnya.
Selain itu, terdapat juga layanan Kantin Jempol dan telpon gratis sebagai reward atau cash back dari imlementasi kantin jempol yang di launching pada pada hari ini, Kantin ini dibangun dalam rangka mewujudkan program bebas peredaran uang bagi WBP. “Hanya perlu menggunakan sidik jarinya masing-masing untuk berbelanja di kantin lapas”, Tambah Agung.
Di Lapas ini juga terdapat halte pembinaan dengan sistem IT, petugas juga dapat memonitor absensi kegiatan pembinaan yang dilaksanakan oleh Warga Binaan sehingga petugas dapat melakukan penilaian prilaku sebagai salah satu unsur penilaian untuk memperoleh hak-haknya. (Komar, Asep. Foto : Bowo).