Nusakambangan - Sebagai salah satu lembaga pemasyarakatan (lapas) teranyar yang memiliki SDM mumpuni dan menerapkan teknologi terkini, Lapas Karanganyar khusus ditujukan bagi narapidana yang masuk kedalam kategori high risk. Lapas yang menjadi bagian dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Jawa Tengah ini dibekali teknologi ter-update sejak dari gerbang depan hingga dalam sel penjara.
Lapas High Risk Karanganyar dilengkapi dengan teknologi didalam mendukung tugas dan fungsinya, seperti access controlling system yang terdiri dari mobility controlling system, high security road blocker, dynamic protective barrier, dan main gate mobility rotore. Masuk kedalam ruang pemeriksaan, lapas ini dilengkapi dengan item inspection, scanner system, dan body scanner.
Sementara untuk kualitas SDM tak perlu diragukan lagi, karena telah dipersiapkan dengan baik dan dibekali dengan pendidikan dan pelatihan (diklat) yang diperlukan. Beberapa diklat yang dilakukan seperti diantaranya petugas yang ditugaskan di lapas high risk telah diseleksi melalui proses assessment dari TNI Angkatan Udara, pelatihan pengoperasian CCTV, dan diklat teknis standar pengamanan dari Ditjen Pemasyarakatan yang bekerja sama dengan International Criminal Investigative Training Assistance Program (ICITAP).
Namun begitu, jumlah SDM yang bertugas di lapas high risk, terutama di Lapas Karanganyar dan Lapas Pasir Putih saat ini dirasa masih kurang. “Lapas Karanganyar ini jumlah pegawai aslinya baru 14 orang, itu (termasuk) Kalapas dengan pejabat-pejabat strukturalnya,” kata Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham, Sri Puguh Budi Utami, Kamis (20/02/2020) petang.
Oleh Pak Kakanwil, lanjut Utami, untuk menutup kekurangan pegawai telah memanfaatkan pegawai bawah kendali operasi (BKO) yang sedang ditugaskan di Nusakambangan, sehingga sekarang total sudah ada 55 orang pegawainya. “Mudah-mudahan nanti Maret akan ada wisuda alumni Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip) angkatan 49 dan 50 yang akan kami tempatkan di sini sebagai kawah candradimuka, supaya mereka melihat betul praktek pemasyarakatan secara utuh,” ujarnya. (Tedy, foto: Tedy, Windi)