Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, sidang umum (general-assembly) World Intellectual Property Organization (WIPO) ke-57 di Jenewa Swiss - Senin (2/10) kemarin, benar-benar menjadi ajang bagi Indonesia.
Puncaknya ketika Menkumham Yasonna menyerahkan instrumen aksesi Madrid Protocol dari Menteri Hukum dan HAM kepada Direktur Jenderal WIPO dan memberikan sambutan. Laoly juga menyampaikan sambutan untuk pelaksanaan ASEAN IP Exhibition dalam rangka ulang tahun ASEAN yang ke-50. Eksebisi terkait Indikasi Geografis ASEAN dengan tema Asean @ 50 - Intellectual Property, Innovation and Development. Menkumham RI menjadi satu-satunya delegasi dunia dari 188 negara anggota WIPO yang diminta menyampaikan pidato di atas podium WIPO bersama Dirjen WIPO Francis Gurry.
Setelah acara formal -- Dirjen WIPO dan Menkumham Yasonna bersama ratusan peserta SU-WIPO meninjau arena pameran. Menkumham Laoly kemudian memotong tumpeng yang sudah disiapkan dan diserahkan kepada Dirjen WIPO Gurry. Selesai acara pemotongan tumpeng -- Chandra Darusman selaku dirigen -- memimpin serombongan pemain angklung yang terdiri dari staf Perwakilan Tetap Indonesia di Jenewa membawakan beberapa lagu yang mendapat aplaus meriah dari hadirin. Di sisi panggung -- antrian panjang menunggu giliran untuk bisa menikmati nasi tumpeng. Padahal beberapa makanan negara lain juga disajikan. "Semua hadirin sepertinya tertarik untuk mencoba nasi tumpeng Indonesia," kata Ambassador/Permanent Representative of Vietnam -- Duong Chi Dung -- yang baru terpilih sebagai Chair untuk SU-WIPO.
Usai penampilan Chandra Darusman dan kawan-kawan -- Indonesia kembali menampilkan tari piring. "Ini seperti hari untuk Indonesia," komentar sejumlah hadirin.
Selain acara sore hari yang didominasi Delegadi Indonesia, pagi-siang harinya, Menteri Hukum dan HAM Laoly sudah diberi kesempatan menyampaikan statemen resmi Indonesia. Selain Menteri Laoly -- dua pejabat Indonesia juga diberi kesempatan memberikan statemen yakni:
Dubes Indonesia UN, WTO dan Organisasi Internasional di Jenewa Hasan Kleib -- selaku koordinator negara-negara anggota WIPO untuk Asia dan Pasifik. Sesudah Hasan Kleib -- Dirjen Kekayaan Intelektual Aidir Amin Daud juga diberi kesempatan untuk menyampaikan statemen mewakili 10 negara ASEAN. "Ya ini memang pertama kali Indonesia dapat kesempatan yang begini dominan di SU-WIPO," jelas Direktur Merk Kementerian Hukum dan HAM Fathurahamn yang hadir sebagai anggota delegasi.
Pejabat lain yang ikut mendampingi Menteri Laoly adalah: Dirjen Adm Hukum Umum (AHU) Freddy Harris dan penasihat Menkumham Ian Siagian. Menurut Menteri Laoly - kehormatan yang diberikan WIPO pada SU-WIPO harus ditindaklanjuti dengan perbaikan sistem yang lebih maksimal didalam mengembangkan kekayaan intelektual Indonesia. (kln).