Jakarta - Hukum menjadi panglima dalam semua pergerakan bangsa dan negara dalam wilayah Republik Indonesia. Hukum juga harus ditegakkan dan dilaksanakan dengan baik, dan tidak boleh menjadi permainan tawar menawar antara penguasa dan pengusaha dengan penegak hukum, serta tidak boleh menjadi alat politik untuk mencapai kekuasaan. Menurut Guru Besar Pendidikan Islam Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) La Raiba Bogor, Prof. H. M. Yusrie Abady, Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) tanpa agama akan buta, dan agama tanpa Hukum dan HAM akan lumpuh.
"Hal ini sejalan dengan statement seorang fisikawan Jerman, Einstein, yang mengatakan, ilmu pengetahuan tanpa agama akan buta, dan agama tanpa ilmu pengetahuan akan lumpuh," kata Yusrie dalam khutbahnya saat menjadi khatib Shalat Idul Fitri 1436 H di lapangan upacara Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Jumat (17/7/2015).
Yusrie menambahkan, Allah SWT telah memerintahkan untuk melaksanakan hukum dengan adil tanpa diskriminasi, sekalipun hukum itu harus dijatuhkan pada anggota keluarga."Rasulullah SAW menegaskan tentang hukum dalam sabdanya: 'Sekiranya anakku Fatimah itu melakukan pencurian, maka aku akan potong tangannya'," ujarnya.
Adapun mengenai HAM, telah ditegaskan dalam Islam yang dikenal dengan daruriatul khamsah. Yakni ada lima perkara yang harus dijaga dan dipelihara, antara lain agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. "Kelima hal ini wajib hukumnya dijaga dan dipelihara dengan baik," tegasnya. Sedangkan terkait perbaikan kinerja, lanjut Yusrie, hendaknya kita semua berpedoman kepada leadership dan management yang dicontohkan Rasulullah SAW.
"Pertama, Sihhatul Uswah, ialah suri tauladan yang baik, yakni kepemimpinan yang mengutamakan keteladanan. Kedua, Sihhatul Kalaam, ialah perkataan yang baik, yaitu seorang pemimpin yang baik ialah sedikit bicara tapi banyak bekerja. Dan yang ketiga, Sihhatul Akhlak, ialah akhlak yang baik, yakni kepribadiannya yang diterima baik oleh semua orang," ucap Yusrie. "Kemudian yang keempat, Sihhatul 'Ashri, ialah disiplin waktu yang baik. Dan yang terakhir, Ikhlasul A'mal, ialah bekerja dengan ikhlas, yakni kita harus bekerja dengan niat karena Allah SWT semata," tutupnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Panitia Pelaksana Shalat Idul Fitri 1436 H, Endang Sudirman, mengatakan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih harus dimulai dengan niat dan hati yang bersih pula. "Sebaik-baik sistem yang diaplikasikan, jika yang menjalankan sistem tersebut memiliki hati yang buruk, maka hasilnya pun tidak akan maksimal," kata Endang. "Oleh karenanya tidak heran jika pemerintah gencar mengkampanyekan revolusi mental kepada seluruh lapisan masyarakat, utamanya bagi seluruh aparatur sipil negara," jelasnya lagi.
Hadir dalam kegiatan ini Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna H. Laoly beserta istri, mantan Menkumham Amir Syamsudin, pejabat Eselon I dan II serta pegawai di lingkungan Kemenkumham. (Tedy, Foto: Dudi)