Jakarta - 26 tahun lagi Indonesia akan berusia satu abad. Tahun 2045 merupakan 100 tahun Indonesia merdeka. Negeri ini tidak boleh hanya menjadi negara penonton di tengah persaingan dunia. Masa depan tanah air juga sangat ditentukan oleh kemampuan para aparaturnya untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Wakil Presiden Republik Indonesia, Muhammad Jusuf Kalla, mengatakan para generasi muda Aparatur Sipil Negara (ASN) dan para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) harus siap bekerja keras untuk kemajuan Indonesia.
Kalla mengatakan diperlukan upaya bersama dari seluruh komponen bangsa, baik itu birokrasi, pengusaha dan masyarakat umum, untuk menentukan nasib bangsa kedepan. "Apakah akan maju dan makmur, tergantung dari upaya-upaya kalian (CPNS)," kata Jusuf Kalla, Rabu (24/07/2019). "Anda harus siap bekerja keras. Tanpa kerja keras, bangsa ini tidak akan maju," ujar pria yang akrab disapa dengan sebutan Pak JK ini.
Bangsa ini, kata JK, tentu ingin mencapai pertumbuhan yang lebih baik, khususnya dalam hal teknologi, Sumber Daya Manusia (SDM), dan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA). "Masa kini adalah masa kemajuan teknologi. Masa dimana siapa yang terbaik akan memenangkan persaingan," kata JK. "Bina diri anda dalam persaingan teknologi. Tidak ada negara, tanpa kerja keras yang akan berhasil. Sekaya apapun negeri kita, jika tanpa kerja keras, tidak akan berhasil," tekan JK.
Tantangan dan tujuan kedepan negeri ini adalah mengombinasikan antara SDA dan SDM. Karena keduanya adalah kunci dari kemakmuran bangsa ini. "SDM harus mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang baik. Negara ini kaya akan SDA, namun akan habis pada waktunya," ucap JK. "(SDA) akan habis apabila kita tidak mampu mengelolanya dengan baik, dan kita tidak punya inovasi di bidang itu," sahut Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan ke-12 ini.
JK menaruh harapan besar kepada generasi muda ASN, khususnya CPNS. "Salah satu syarat negara untuk berkembang adalah sistem birokrasi yang baik," jelas JK. "Prinsip dan pegangan untuk anda semua (CPNS) adalah melayani. Jangan lagi berprinsip ingin dilayani dan dihormati, ingin mendapatkan fasilitas yang lebih baik. Kita harus berpikir lebih baik dan lebih maju untuk itu," kata JK dalam kegiatan Presidential Lecture.
Sebelumnya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Syafruddin, mengatakan kegiatan ini diikuti oleh 6.148 CPNS rekrutan tahun 2018 dari berbagai instansi pemerintah. "Presidential Lecture untuk menjembatani visi presiden terkait arah birokrasi pemerintahan dalam melaksanakan program-program prioritas," jelas Syafruddin. "Melalui kegiatan ini juga untuk menyiapkan generasi smart ASN untuk menghadapi revolusi industri 4.0, sekaligus untuk menyongsong visi Indonesia 2045," lanjutnya.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) turut berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan untuk kedua kalinya ini. Sebanyak 120 orang CPNS yang terdiri dari seluruh unit utama dan Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta ditugaskan untuk menghadiri secara langsung kegiatan yang dihelat di Istora Senayan ini. Tak hanya itu, bagi CPNS unit utama yang tidak ditugaskan hadir secara langsung, tetap menyaksikan event tersebut melalui nonton bareng melalui siaran TVRI di Graha Pengayoman Kemenkumham. (Tedy, foto: Zeqi)