Semarang - Sembilan Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) di lingkungan Kantor Wilayah Kemenkumham Provinsi Jawa Tengah, hari ini resmi dijabat oleh pejabat baru. Lima diantaranya merupakan Kalapas di Nusakambangan.
Pejabat baru yang bertugas sebagai Kalapas di Nusakambangan yaitu Eddy Teguh Widodo sebagai Kalapas Kelas IIA Besi, Maizar sebagai Kalapas Kelas IIA Kembang Kuning, Muhamad Susanni sebagai Kalapas Kelas IIA Pasirputih, Heni Yuwono sebagai Kalapas Kelas IIA Narkotika, dan Surpiyanto sebagai Kalapas Kelas IIA Permisan.
Sementara itu empat Kalapas lainnya adalah Rudy Djoko Sumitro yang menjabat Kalapas Kelas IIA Sragen, Budi Sarwono sebagai Kalapas Kelas IIA Magelang, Bawon sebagai Kalapas Kelas IIA Purwokerto, dan Maulidi Hilal sebagai Kalapas Pekalongan.
Pelantikan dilakukan di aula gedung Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah, Jalan dr Cipto, Kota Semarang.
Selain Kalapas, ada 56 pejabat administrasi lainnya yang dilantik."Itu dari imigrasi dan pemasyarakatan. Ini juga dalam melaksanakan keputusan menteri," kata Kakanwil Kemenkumham Jawa Tengah, Bambang Sumardiono, Selasa (10/5/2016).
Ketika ditanya terkait banyaknya Kalapas di Nusakambangan yang diganti apakah ada hubungannya dengan rencana eksekusi mati, Bambang menegaskan kalau rolling jabatan tersebut merupakan hal rutin untuk penyegaran.
"Mutasi ini tidak ada apa-apa, rutinitas saja. Dari surat keputusan menteri ada 480 orang. Terjadi mutasi," pungkasnya.
Sementara itu terkait pelaksanaan eksekusi mati, Bambang mengatakan belum ada kepastian hari, namun pihaknya mengaku siap kapan saja. Menurutnya pengamanan dari pihak lapas sudah dilakukan setiap hari sehingga tidak diperketat kecuali dari instansi lainnya seperti kepolisian. "Keamanan seperti biasa, secara rutinitas seperti layaknya, jadi momen hukuman mati bukan momen luar biasa karena kesiapan kita terus menerus apalagi kualitas hukuman di Nusakamabangan dari sisi pidana besar-besar," pungkasnya.
Terpisah, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol A Liliek Darmanto mengatakan, Brimob Polda Jateng selaku tim eksekutor hukuman mati selalu siap kapanpun. Dari informasi yang diperoleh kepolisian, ada 15 terpidana mati sehingga disiapkan 150 personel regu tembak."Untuk pengamanan kita tidak sendiri, ada bantuan rekan TNI. Tujuannya dalam pelaksanaan tidak ada gangguan," kata Liliek kepada detikcom."Dimungkinkan (pelaksanaan eksekusi mati) pertengahan Mei. Tapi itu bisa melebar atau menyempit. Yang pastinya dari Kejaksaan Agung," tandas Liliek saat ditanya terkait waktu pelaksanaan eksekusi mati.
(alg/try)