Jakarta - Direktur Jenderal HAM, Dhahana Putra, mengungkapkan alasan Pancasila dikatakan 'sakti' dan terus relevan dengan masyarakat Indonesia hingga saat ini. Ia mengungkapkan Pancasila tetap eksis karena menjadi media pemersatu bangsa di tengah kemajemukan Indonesia.
"Pancasila itu sakti karena merupakan media pemersatu bangsa yang mengandung nilai toleransi, harmonisasi, dan terbuka mengikuti perkembangan zaman," ucap Dhahana saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Senin (02/10/2023).
Bangsa Indonesia terkenal dengan kekayaan keberagamannya, baik agama, ras, suku, maupun adat istiadat. Dalam kondisi ini, Pancasila hadir dengan nilai-nilai persatuan dan kesatuan sehingga dapat mengatasi tantangan-tantangan perbedaan yang ada.
“Sejarah pelaksanaan ketatanegaraan Indonesia telah membuktikan bahwa Pancasila mampu mengatasi perbedaan dan pertentangan,”tuturnya.
Perbedaan bahasa, budaya, agama, hingga politik di Indonesia memiliki potensi perpecahan bangsa jika tidak didasari oleh semangat persatuan. Oleh karena itu, Pancasila akan terus relevan untuk menjaga kedaulatan negara Indonesia.
“Pancasila mutlak diperlukan oleh seluruh generasi bangsa. Selama masih ada regenerasi, selama itu pula Pancasila dibutuhkan sebagai pemersatu bangsa,” lanjut Dhahana di lapangan upacara Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
Alumni Akademi Ilmu Pemasyarakatan ini ingin agar peringatan Hari Kesaktian Pancasila setiap tahun menjadi momen untuk melestarikan dan mempromosikan Pancasila kepada generasi masa kini. Menurutnya, kualitas penerus bangsa tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan dan keterampilan, tetapi juga ideologi Pancasila yang kuat.
Dhahana juga mengajak jajaran Kemenkumham agar meneladani nilai-nilai Pancasila dalam lingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat, demi terciptanya masyarakat Indonesia yang rukun, damai, dan adil.
“Pancasila membuat perbedaan menjadi kekayaan, keragaman menjadi keindahan, dan menyatukan perbedaan,” ungkap Dhahana menutup sambutan.