Jakarta – Dunia hukum di Indonesia selalu mendapat sorotan yang amat tajam dari seluruh lapisan masyarakat, sorotan ini lebih bayak tertuju kepada bidang hukum pidana karena bidang hukum ini yang paling mudah untuk dijadikan indikator apakah reformasi hukum yang dijalankan di Indonesia sudah dijalankan dengan baik atau belum.
Demikian pernyataan Menteri hukum dan hak asasi manusia, Yasonna H. Laoly dalam orasi ilmiah yang bertemakan “Revolusi Mental dan Reformasi Penegakan Hukum di Indonesia”, Jumat (24/03) di Gedung Peradilan Semu Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan.
Lebih lanjut, Yasonna menjelaskan tentang arah reformasi hukum yang dijalankan oleh pemerintah telah didesain secara komprehensif yang mencakup tiga aspek, pertama, deregulasi dan pembentukan peraturan perundang-undangan yang berkualitas.
Kemudian yang kedua, menurut Menkumham adalah reformasi penegakan hukum, berikutnya, reformasi budaya hukum yang diwujudkan dengan peningkatan kesadaran hukum masyarakat serta pendidikan hukum.
Terkait dengan upaya-upaya yang terkait dengan tugas Kemenkumham, dalam hal pengembalian aset pada kasus Churcil Minning, Yasonna menyatakan, pemerintah telah berhasil menyelamatkan uang negara 25 triliun rupiah, E-goverment layanan di Kemenkumham serta nama resmi UUD negara yaitu UUDNRI 1945.
Menkumham berharap, “dengan dies natalis ke-63 ini semakin memacu Fakultas Hukum USU untuk berkontribusi maksimal memperbaiki sistem penegakan hukum di Indonesia”.
Hal senada juga disampaikan Menkumham pada kuliah umum (KU) yang dilaksanakan pada Sabtu (25/03/17) di ruang perpustakaan kampus Nommensen Jalan Perintis Kemerdekaan Medan, dimana pada prolog KU, Menkumham menyampaikan bahwa dalam arus globalisasi yang semakin kencang ini mahasiswa betul-betul menyiapkan diri secara sungguh-sungguh dalam pasar global.
“Sebagai contoh pasar Asia saat ini sudah terbuka. Dalam perkembangan seperti ini mahasiswa mesti meningkatkan daya saing sumberdaya manusia supaya dapat bersaing dalam persaingan global tersebut”, ujar Yasonna.
Pada kesempatan sebelumnya pada “Peluncuran Buku Biografi Profesor Amudi Pasaribu” Menkumham menyampaikan cita-cita Amudi agar Nommensen dapat menjadi center of action. (Teguh foto: bowo)