rss 48

Menkumham Ingin Firdaus Alamhudi Ajarkan Warga Binaan Seni Melukis Bulu Unggas

2020 01 20 Lukisan 5

Jakarta – Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H. Laoly, menginginkan maestro seni yang amat langka, yakni seni lukis menggunakan bulu unggas, Firdaus Alamhudi untuk mengajarkan seni lukis bulu unggas ke warga binaan yang berada di lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan negara (rutan). Hal ini disampaikan Menkumham saat memberikan sambutan dalam pembukaan Pameran Lukisan Firdaus Alamhudi, dengan tema Untukmu Nusa Bangsa, dalam rangka memperingati Hari Bhakti Imigrasi ke-70.

Dalam kegiatan yang merupakan hasil kolaborasi Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi dan Firdaus tersebut, Menkumham menyatakan, bahwa para warga binaan penghuni lapas dan rutan banyak yang memiliki bakat dalam seni. “Banyak talent-talent di lapas, rutan. Saya minta Ditjen Pas (Pemasyarakatan) dapat membuat program pelatihan melukis seni bulu unggas,” ujar Yasonna di Graha Pengayoman, Gedung Sekretariat Jenderal Kemenkumham, Jakarta, Senin (21/01/2020).

Menkumham juga menyatakan akan mematenkan seni lukis bulu unggas, dan mengolah bulu unggas menjadi tahan lama. Hal ini menanggapi ucapan Firdaus yang sebelumnya meminta Menkumham untuk mematenkan seni lukis bulu unggas. “Kita akan coba mematenkan seni lukis bulu unggas ini, dan berharap nantinya seni lukis bulu unggas menjadi warisan budaya asal Indonesia,” tandas Yasonna.

Sebelumnya Firdaus mengatakan, bahwa dirinya sangat ingin mematenkan seni lukis bulu unggas. “Tolong Pak Menkumham dapat mempatenkan budaya seni lukis bulu unggas, sehingga tidak diklaim oleh negara lain. 15 tahun saya mencari cara agar bulu unggas dapat menjadi seni lukis, dan tahan lama,” harap Firdaus saat memberikan sambutan dalam pameran lukisan tersebut.

Dengan mengembangkan seni lukis bulu unggas, Firdaus menyatakan ada lima hal yang bersentuhan akan seni lukis bulu unggas, yang pertama nasionalisme. “Hingga saat ini tidak ada negara yang menggunakan bulu untuk lukisan di dunia ini,” ucap Firdaus.

Kemudian, yang kedua adalah keunikan, tekstur bulu menjadi ciri khas sendiri dalam seni lukis; yang ketiga, lingkungan, di Indonesia banyak ditemukan bulu yang dapat digunakan untuk seni lukis. “Bulu ayam kampung kita merupakan bulu yang paling bagus untuk lukisan bulu. Ayam kampung kita tidak kampungan, tetapi sangat potensial sekali,” papar Firdaus.

Selanjutnya adalah sumber daya manusia (SDM), dengan keahlian seni lukis bulu unggas diharapkan dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat; dan yang terakhir, ekonomi kreatif. “Dengan berkembangnya seni lukis bulu unggas, diharapkan dapat meningkatkan ekonomi para seniman bulu unggas,” kata Firdaus.

Firdaus sangat juga sangat menginginkan seni lukis bulu unggas menjadi warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia, dan bercita-cita dapat mendedikasikan ilmu seni lukis bulu unggas di berbagai kalangan masyarakat. “Cita-cita saya dapat mendedikasikan ilmu seni lukis bulu unggas di berbagai tempat/kalangan, baik di masyarakat umum, maupun warga binaan di lapas dan rutan,” tutur Firdaus.

“Seni itu abadi, kehidupan hanya sementara saja,” tutup Firdaus. (Zaka, foto: Dudi, Yatno)

2020 01 20 Lukisan 6

2020 01 20 Lukisan 7

logo besar kuning
 
KEMENTERIAN HUKUM REPUBLIK INDONESIA
PikPng.com school icon png 2780725    JL. Rasuna Said Kav 6-7 Kuningan
 Jakarta Selatan, DKI Jakarta - 12940
PikPng.com phone icon png 604605   021 - 5253004
PikPng.com email png 581646   Email Kehumasan
    rohumas@kemenkumham.go.id
PikPng.com email png 581646   Email Pengaduan
    pengaduan.setjen@kemenkumham.go.id

 

facebook kemenkumham   twitter kemenkumham   instagram kemenkumham   linked in kemenkumham   Youtube kemenkumham   rss kemenkumham