Tangerang - Seperti ada ungkapan, nama adalah doa. Filosofi ini yang coba diterapkan oleh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang ketika memberikan nama kepada Masjid Baitussalam. Memiliki arti "Rumah Kedamaian", diharapkan masjid yang terletak di area belakang lapas ini akan membawa kedamaian bagi seluruh jajaran di lingkungan Lapas Kelas I Tangerang, tak terkecuali para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang ada di sini.
"Ini menjadi doa kita bersama, keberadaaan masjid ini akan membawa kita merasakan kedamaian. Bagi warga binaan, masjid ini dapat menjadi jembatan bagi perubahan diri ke arah yang lebih baik," kata Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna H. Laoly, saat meresmikan renovasi pembangunan Masjid Baitussalam di Lapas Kelas I Tangerang. "Perubahan ini, harus dimulai dengan cara berdamai dengan diri sendiri," tambahnya.
Dihadapan para WBP, Yasonna mengajak mereka untuk menatap masa depan yang baru dengan membangun hubungan yang intim dengan Sang Pencipta, atau disebut dengan Hablumminallah. "Past is a past, masa lalu adalah masa lalu. Sehingga setelah selesai menjalankan pembinaan di lapas ini, anda semua menjadi manusia-manusia baru yang dapat membanggakan keluarga," kata Yasonna, Selasa (2/4/2019) pagi.
Yasonna berharap semoga dengan adanya masjid ini mampu membawa kearah kebaikan yang hakiki, dan mempererat hubungan kita dengan Sang Pencipta. "Serta juga mempererat tali persaudaraan antar umat beragama, sehingga mampu membawa Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) selalu menjadi yang terbaik," tutupnya.
Sebelumnya, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Banten, Imam Suyudi, dalam laporannya mengatakan keberadaan masjid ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana aktifitas ibadah dan pembelajaran ilmu agama Islam bagi WBP dan Pegawai Lapas Kelas I Tangerang. "Dengan semakin bertambahnya jumlah warga binaan yang sebagian besar umat muslim, DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) Baitussalam mengusulkan untuk meningkatkan kapasitas daya tampung jamaah dan peningkatan sarana pendukung," ujar Imam.
Memiliki konsep bangunan dua lantai di atas lahan 726 m2, lantai satu diperuntukan sebagai tempat kegiatan belajar santri WBP dan tempat kegiatan perayaan serta peringatan hari-hari besar agama Islam. "Sedangkan lantai dua hanya diperuntukan sebagai tempat kegiatan ibadah sholat," kata Imam. (Tedy, foto: Windi)